Sabtu, 07 Juli 2018

Studi kasus analisa dukungan logistik pihak Jerman pada pertempuran di Normandia dan manfaatnya bagi TNI AL.



1.       Latar Belakang.

a.            Umum.

1)         Pada saat Perang Dunia II pasukan Sekutu melakukan invasi ke pantai Normandia pada tanggal 6 Juni 1944, dengan kode Operasi Overlord. Hingga kini Invasi Normandia merupakan invasi laut terbesar dalam sejarah dengan jumlah personil hampir tiga juta tentara menyeberangi Selat Channel dari Inggris ke Perancis yang di duduki oleh tentara Nazi Jerman. Mayoritas satuan tempur pada serangan ini adalah pasukan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Kanada. Pasukan Kemerdekaan Perancis dan pasukan Polandia ikut bertempur setelah fase pendaratan. Selain itu turut juga pasukan dari Belgia, Cekoslowakia, Yunani, Belanda, dan Norwegia.

2)         Pada sisi yang lain khususnya Jerman tetap ingin mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya di wilayah Eropa, bahkan telah mencoba untuk menduduki wilayah Inggris berkali-kali walaupun mengalami kegagalan namun tetap. berdampak pada terblokadenya perekonomian Inggris dari daerah daratan Eropa.

3)         Penyebab awal terjadinya Operasi pendaratan amfibi di Normandia Britania adalah berawal dari invasi yang dilakukan Jerman terhadap Uni Soviet yang dikenal dengan sandi Operasi Barbarossa, sebagai titik awal pertempuran antara Soviet menghadapi Jerman di daratan Eropa. Atas dasar kejadian tersebut Presiden Franklin D. Roosevelt dan Perdana Menteri Winston Churchill pada tahun 1942 menyatakan keinginannya bahwa Amerika Serikat dan Inggris siap membuka "front kedua" di Eropa untuk membantu Uni Soviet menghadapi Jerman, pernyataan ini dinyatakan lagi pada musim semi tahun 1943.

 

b.           Kronologis Kejadian

            Rencana awal dari Inggris adalah menghindari keterlibatan serangan langsung seperti pada Perang Dunia I karena akan menyebabkan banyak korban berjatuhan. Untuk itu Inggris meenggunakan taktik terselubung yaitu dengan membantu para pemberontak yang mempunyai permasalahan dengan Jerman.  Setelah terjalin hubungan dengan pemberontak baru Inggris menggunakan kekuatannya untuk melakukan serangan dari Mediterania ke Wina, kemudian memasuki Jerman dari arah Selatan.  Cara seperti ini menurut Inggris dianggap dapat membatasi masuknnya Soviet ke Eropa.
Gambar 1. Peta rencana pendaratan Sekutu dan posisi pertahanan Jerman.

Namun Amerika Serikat memiliki strategi yang berbeda yaitu menganggap bahwa cara yang paling optimal adalah mengadakan serangan secara langsung dan besar-besaran.  Pihak Amerka menginginkan metode ini, dan menyatakan bahwa hanya cara inilah yang akan mereka dukung dalam jangka panjang. Dua proposal awal direncanakan: Operasi Sledgehammer, yang merupakan invasi untuk tahun 1942, dan Operasi Roundup, yaitu invasi lebih besar pada tahun 1943. Proposal yang kedua diterima, lalu diganti namanya menjadi Operasi Overlord dan ditunda sampai 1944.  Sekitar 6.900 kendaraan laut, termasuk 4.100 kendaraan pendarat, digunakan untuk invasi ini, dipimpin oleh Admiral Bertram Ramsay. Kemudian 12.000 pesawat terbang, termasuk 1.000 pesawat pembawa penerjun payung, berada di bawah Marsekal Udara Trafford Leigh-Mallory. 10.000 ton bom akan dijatuhkan ke pertahanan Jerman, dan pesawat-pesawat ini akan melakukan 14.000 misi serangan.

            Untuk melancarkan jalannya invasi ini, Sekutu mengembangkan banyak peralatan khusus guna mendukung operasi yang akan digelar. Mayor-Jenderal Percy Hobart ditugaskan untuk mengetuai pengembangan kendaraan lapis baja khusus. Kendaraan-kendaraan ini, yang dijuluki Hobart’s Funnies, antara lain tank yang bisa berenang Sherman Duplex Drive, tank pembersih ranjau, tank pembuat jembatan, tank pembuat jalanan, dan tank khusus untuk menghancurkan gedung beton. Pengetesan kendaraan-kendaraan ini dilakukan di Kirkham Priory di Yorkshire, Inggris.Selain kendaraan lapis baja, dibuat juga dua pelabuhan buatan Mulberry Harbour agar bisa mendatangkan persediaan secara cepat, ditambah dengan tidak adanya pelabuhan laut dalam di lokasi pendaratan. Untuk mengirimkan bahan bakar dari Inggris, Sekutu menjalankan Operasi PLUTO (Pipe Line Under The Ocean), yaitu jalur pipa bawah laut.

 

1.         Analisa.

            Penyerangan oleh pasukan sekutu di perkirakan akan dilaksanakan di pantai yang terdekat yaitu pantai diseberang kota Dover di Inggris yang sangat dekat dengan kota perancis Calais. Dengan perkiraan hal tersebut maka Jerman mempersiapkan pantai tersebut dengan meriam- meriam pantai di pelabuhan dekat Le Havre guna menangkis serangan udara serta menghancurkan pasukan yang mendarat di daerah tersebut. Selain itu Jerman juga menempatkan pasukan dititik-titik pantai yang kemungkinan besar digunakan untuk pendaratan oleh musuh, hal ini dilakukan karena kesukaran Jerman yang harus mempertahankan pantai yang demikian panjang dari utara di Nederland sampai dengan Perancis Selatan.
            Dengan keterbatasan kemampuan tersebut pihak jerman banyak mempergunakan potensi alam wilayah perancis yang berupa rintangan alami serta buatan yang mereka bangun. Adapun kesiapan Jerman untuk menghadapi hal tersebut dengan pemanfaatan kondisi geografis yang ada serta peralatan tempur yang mereka miliki  antara lain:

                     a.         Persiapan Jerman

    ada tahun 1942 dan 1943, Jerman menganggap bahwa kemungkinan serangan Sekutu dari barat sangat kecil. Persiapan menghadapi invasi hanya berupa pembangunan fortifikasi yang melindungi pelabuhan-pelabuhan utama oleh Organisasi Todt. ada akhir 1943, berkumpulnya kekuatan Sekutu di Inggris menyebabkan Komandan Bagian Barat Jerman, Marsekal Medan Gerd von Rundstedt, untuk meminta tambahan pasukan. Pasukan yang dimiliki sebelumnya hanya merupakan formasi statik saja, tanpa alat-alat transportasi dan peralatan dukungan.
            Selain itu pasukan itu terdiri dari tentara yang tidak sempurna secara fisik (misalnya orang-orang yang kehilangan jarinya oleh dinginnya Front Timur), atau merupakan wajib militer Polandia dan negara non-Jerman lainnya. Selain tambahan pasukan, von Rundstedt mendapatkan anak buah baru, Marsekal Medan Erwin Rommel. Rommel awalnya hanya ditugaskan untuk memeriksa Tembok Atlantik, namun kemudian meminta untuk diberi tugas memimpin pasukan pertahanan Perancisutara, Belgia, dan Belanda. Permintaan ini dipenuhi dan pasukan yang dipimpinnya digabungkan dalam Grup B Angkatan Darat padaFebruari 1944.

               b.      Kondisi Geografis :

1)         Pantai Juno

            Pasukan  Kanada yang mendarat di Pantai Juno berhadapan dengan 11 meriam berat 155 mm dan 9 meriam sedang 75 mm, juga senapan mesin, bunker, dan fortifikasi beton lainnya. 50% gelombang pertama yang mendarat tewas, pendaratan ini adalah pendaratan pantai dengan jumlah korban tertinggi ke-2 setelah Pantai Omaha. Pemakaian Sherman DD termasuk sukses di Pantai Juno, dengan beberapa, sesuai rencana, sampai duluan sebelum infanteri dan membantu menghancurkan pertahanan Jerman.

2)         Pantai Gold

            Korban juga banyak pada Pantai Gold, di mana kedatangan tank perenang Sherman DD tertunda, dan Jerman telah memfortifikasi sebuah desa di pantai dengan baik. Namun Divisi Infanteri ke-50 berhasil mengalahkan pertahanan ini dan maju sampai dekat Bayeux. Divisi ini adalah salah satu yang paling jauh mendekati objektif utamanya.

3)         Pantai Omaha

            Pendaratan di Pantai Omaha merupakan pendaratan yang paling banyak memakan korban. Elemen Divisi Infanteri ke-1 dan ke-29 Amerika Serikat berhadapan dengan Divisi Infanteri ke-352 Jerman, salah satu divisi yang paling berpengalaman di invasi pantai ini.Intelijen Sekutu gagal mengetahui bahwa Divisi Infanteri Statik ke-714 yang relatif berkualitas rendah digantikan oleh Divisi ke-352 beberapa hari sebelum invasi. Omaha merupakan pantai dengan pertahanan yang paling berat, dan serangan udara serta artileri sebelum invasi ternyata tidak efektif.

4)         Pointe du Hoc

Point du Hoc merupakan tempat penempatan meriam yang berada pada tebing beton tinggi. Di sini, Batalyon Ranger ke-2, yang dipimpin oleh James Earl Rudder, ditugaskan untuk memanjat tebing-tebing setinggi 30 meter tersebut dengan menggunakan tali, lalu menghancurkan meriam-meriam di atas, yang diperkirakan menembak ke Pantai Omaha dan Utah.

5)         Cherbourg
            Di bagian barat invasi, pasukan Amerika Serikat ditugaskan untuk menguasai Semenanjung Cotentin, khususnya Cherbourg, yang memiliki pelabuhan laut dalam. Wilayah di belakang pantai Utah dan Omaha dicirikan oleh bocage, yaitu parit kuno dan pagar tanaman yang tebalnya sampai tiga meter, tersebar setiap 100 sampai 200 meter, membuatnya sangat menyulitkan untuk tank, peluru, dan penglihatan, dan menjadi tempat bertahan yang ideal. Infanteri Amerika Serikat maju menuju Cherbourg dengan lambat, dan dengan banyak korban.

2.         Hal-hal Positif dan Negatif.

   a.        Hal-hal positif.

1)    Di tinjau dari strategi yang digunakan dengan penggabungan kondisi geografis guna menghambat, melawan dan menghancurkan lawan relatif efisien sehingga menghasilkan hasil yang cukup optimal walaupun pada akhirnya pihak Jerman mengalami kekalahan melawan sekutu.

2)        Penempatan pasukan dan logistik pangkalan di sekitar pantai barat Perancis yang baik membuat kebutuhan logistik pasukan maupun amonisi dapat berjalan dengan lancar, hal ini terbukti dengan kemampuan bertahan pasukan Jerman dalam menghadapi pasukan sekutu.

3)            Pemanfaatan kondisi alam dengan  memadukannya dengan persenjataan yang disesuikan dengan lingkungan sekitar sehingga dapat diprgunakan untuk menghambat bahkan menghancurkan kemampuan musuh yang lebih besar.

4)            Operasi intelejen yang sempurna dan terkonsep dengan baik serta matang sangat penting. Dalam hal ini memberikan informasi di bidang yang menguntung negara yang bersangkutan atau  mengelabuhi keputusan musuh sehingga diharapkan dapat mengambil suatu keputusan yang salah.

b.            Hal-hal negatif.

1)       Perbedaan pendapat dan kepentingan sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam mencapai suatu tujuan.

2)       Sikap egois pemimpin dengan tidak mau menerima suatu analisa yang jelek  sehingga mempengaruhi pengambilan keputusan menyebabkan suatu persoalan yang dapat diansipasi menjadi semakin buruk akibatnya.

3)       Pemahaman medan pertempuran yang kurang akan mengakibatkan banyaknya jatuh korban di pihak penyerang walaupun hasil akhir dari pertempuan tersebut pihak penyerang yang menang.

4.       Hal-hal yang Bermanfaat bagi TNI AL. Beberapa hal yang dapat diambil manfaatnya bagi TNI AL dari penyelenggaraan Operasi Amfibi dalam Pertempuran Normandia 1944 adalah :

            a.         Aspek edukatif.
           1)         Pelaksanaan GMS yang dilaksanakan dalam waktu 24 jam                                 mengakibatkan kondisi pasukan pendarat dalam keadaan prima. Hal ini                         dapat menjadi pembelajaran kepada pemimpin TNI AL maupun pemimpin                   dalam operasi amfibi dalam menentukan pangkalan aju agar memperhatikan                 jarak dengan daerah serangan amfibi (DSA) guna menjaga kondisi fisik                         pasukan pendarat. Tentunya hal ini tetap memperhatikan pertimbangan taktis                  dari kekuatan musuh yang ada di DSA.
           2)         Banyak kapal pendarat yang tenggelam akibat cuaca buruk dan kena                ombak besar dapat menjadi pembelajaran bagi para pengambil keputusan dalam            penentuan Hari “H” Jam “J” pendaratan amfibi dimana kondisi cuaca juga                    harus   menjadi pertimbangan selain dari waktu operasi yang diberikan oleh                  pemimpin guna mengurangi kehilangan Alutsista sarana pendaratan amfibi                    sebelum sampai ke pantai pendaratan.
            3)         Efektifnya operasi pengelabuhan tempat dan waktu pendaratan oleh                 sekutu dapat menjadi pembelajaran bagi TNI AL sebelum melaksanakan                       operasi amfibi harus mampu menjaga kerahasiaan tempat dan waktu                             pendaratan.
            4)         Kesalahan intelijen Sekutu dalam memprediksi pasukan Jerman yang                berada di Caen yang manjadi salah satu sebab lamanya operasi yang                              dilaksanakan dapat menjadi pembelajaran bagi TNI AL bahwa informasi                       intelijen akan sangat mempengaruhi pelaksanaan operasi.
             b.         Aspek inspiratif. Banyaknya pasukan sekutu yang didaratkan dapat menjadi                 inspirasi bagi TNI AL kedepan dapat mempunyai sarana, Alutsista dan pasukan                       pendarat yang tergabung dalam operasi amfibi dalam jumlah yang besar guna                          menjadi bargainaing power terhadap negara lain yang akan menguasai wilayah NKRI.
            c.         Aspek instruktif.
           1)         Pelaksanaan latihan oleh pasukan Sekutu yang dilakukan secara terus               menerus sebelum invasi dilaksanakan merupakan salah satu faktor yang                         mendukung kemenangan Pasukan Sekutu dalam pertempuran Normandia                     1944,   maka dari itu seluruh prajurit TNI AL harus melaksanakan latihan                    secara terus-menerus terutama apabila akan melaksanakan operasi.
            2)         Moril pasukan yang tinggi merupakan juga merupakan salah satu                      faktor kemenangan Sekutu dalam menghadapi pasukan Jerman yang juga                      mempunyai loyalitas dan dedikasi yang terkenal tinggi juga, maka dari itu                    prajurit harus mampu menjaga moral tempur pada saat melaksanakan kegiatan              baik rutin maupun operasi tempur.

5.         Penutup.
a.         Kesimpulan.
1)         Pertempuran Normandia 1944 antara Pasukan Sekutu dan Pasukan Jerman merupakan pertempuran yang salah satunya terdapat Operasi Amfibi yang dilaksanakan oleh Pasukan Sekutu dengan jumlah kekuatan yang sangat besar.
2)         Kemenangan yang diperoleh Pasukan Sekutu pada Pertempuran Normandia 1944 didapatkan karena keberhasilan pihak Sekutu mendaratkan Pasukan Pendarat berserta kendaraan yang didukung oleh Operasi Linud dan Pengeboman dari Pesawat Udara terhadap kubu-kubu pertahanan Jerman serta kelancaran pelaksanaan distribusi persediaan logistik.
3)         Dalam operasi Amfibi yang dilaksanakan oleh Pihak Sekutu di Normadia untuk merebut dari pendudukan pasukan Jerman terdapat hal-hal yang bermanfaat yang dapat diambil oleh TNI AL guna mengembangkan doktrin operasi amfibi.
b.         Saran. Perlu adanya pengembangan doktrin operasi amfibi yang dapat melaksanakan serbuan hingga jauh ke wilayah darat atau tidak hanya menguasai tumpuan pantai guna mewadahi pengembangan organisasi Korps Marinir dan perkembangan teknologi Alutsista (sarana) yang dapat digunakan untuk mendaratkan pasukan pendarat.